Kamis, 14 September 2017

Puisi "Aku Masih Padamu"

Kadang-kadang aku membaca, kadang-kadang aku menulis
Kadang-kadang aku juga nganu

Ketika aku mengenangmu, aku ingin menjelma menjadi penyair ulung. Mengeja namamu didepan kucing, ayam, sapi, kambing, merpati, bahkan Singa. Aku ingin mereka tahu, bahwa aku padamu

Ketika aku membayangkanmu, aku ingin menjelma menjadi pelukis. Kan kulukis wajahmu dipinggir jalanan yang sibuk. Kan kutunjukkan kepada mobil, motor, truk, sepeda, becak, dan dokar bahwa aku masih padamu

Ketika aku didepan senja, aku ingin mengatakan kepadanya bahwa ada yang tidak tenggelam ketika ia datang. Rasaku padamu. Aku bukanlah penghafal jalan yang baik. Untuk jalan yang setiap hari kulalui, aku sering tersesat entah kemana. Aku bisa menjadi pengingat yang baik hanya bila didekatmu

Jika diminta menyebutkan satu prinsip dalam mencintaimu, maka kedua mataku lah yang bertanggung jawab atas jawabannya. by : Kana Al anna

Senin, 28 Agustus 2017

Puisi Tema Kemerdekaan : Terima Kasih Para Pahlawan

Puisi Tema Kemerdekaan : Terima Kasih Para Pahlawan, Baiklah pemirsa blog Juarapuisi.blogspot.com kali ini akan saya bagikan tentang puisi dengan tema kemerdekaan, Puisi ini hasil buatan sendiri tanpa mencontek dari blog lain, bisa kalian bacakan pada acara Kemerdekaan namun di larang untuk di buat komersial tanpa izin dari kami. baiklah langsung saja berikut adalah bunyi pusi untuk tema Kemerdekaan :

TERIMAKASIH PARA PAHLAWAN

Terimakasih wahai pahlawanku
Berkatmu Indonesia bisa merdeka
Melesat ke langit mengepakkan sayap
Berkatmu Indonesia bisa jaya
Hingga menembus canggihnya masa

Terimakasih wahai pahlawanku..
Kau rela mati demi kami...
Kau rela miskin demi kami....

Kau rela menderita demi kami..
Tak terbayang jika keberanian tak tumbuh di hati kalian.
Tak terbayang jika kesabaran tak menyertai derita kalian..
Tak terbayang jika semangat tak membakar bara kalian...

Kami anak bangsa di akhir zaman
Berterimakasih atas jasa -jasa para pahlawan
Karena jerih payah perjuangan kalian
Indonesia bisa menikmati udara kemerdekaan


SEMANGAT KEMEDEKAAN

Sebilah bambu jadi bom Perangmu
Menjadi senapan batin peraih kemerdekaan
Hembusan nafas mulai memanas
Tatkala para kompeni mulai menumpas

Rasa lapar tak lagi ada
Ketika penjajah mulai memberontak
Derasnya keringatmu menjadi bukti..!

Suatu perjuangan.. untuk berbakti..
Pandangan matamu terus tertuju
Seolah tak terlepas dalam setiap detikmu
Langkahmu adalah suatu harapan
Untuk meraih kemerdekaan
Darahmu terus mengucur dari luka peluru
Namun.. kau tak kenal menyerah..! selalu terus maju..
Tekad bulat menuju kemerdekaan
Kini kau tertidur pulas dengan senyuman
Tanda awal kemerdekaan yang hakiki
17 Agustus..! terus berjalan meniti hari
Terungkap kenangan dalam setiap namamu
Kankukenang selalu jasa-jasamu.. disetiap waktu..

Minggu, 06 November 2016

Puisi (Ayah dan bunda)

Puisi dengan judul  Ayah dan bunda

Oh ayah betapa besar perjuangan ayah…
Setiap harinya ayah selalu mencari nafkah demi anak dan istri…
Tidak mengenal keluhan selalu bersemangat menempuh segala rintangan yang ada…

Badai hujan dan teriknya panas matahari…
Selalu ayah rasakan tetapi tak sedikitpun ayah sedih dan merintih…
Segala cobaan yang ada tetap ayah lewati dengan penuh kesabaran yang tulus…

Oh bunda… besarnya pegorbanan bunda untukku…
Alangkah mulianya kesabaran buda dalam mengasuhku…
Sembilan bulan aku didalam kandungan bunda…
Dan aku di lahirkan, di rawat, di saying dan di besarkan
Hingga aku tumbuh dewasa..
By Yunu dinda sari

Puisi (Sekolahanku)

Puisi dengan judul Sekolahanku

Setiap hari aku bangun pagi…
Untuk pergi ke sekolah…
Di sekolah ada teman-teman…
Dan juga guru-guru…

Di sekolah aku belajar…
Untuk menuntut ilmu…
Dengan ilmu aku dapat mengejar cita-citaku…

Dengan bersekolah aku tahu..
Apa yang benar dan juga yang salah…
Guru-guru mengajarkanku…
Agar aku menjadi murid yang berguna…
Bagi nusa dan bangsa…

Tanpa lelah bapak-ibu guru mengajar muridnya…
Hal-hal baik untuk masa depannya nanti…
Semua itu karena kita dapatkan dengan bersekolah…
Maka kita harus bersekolah…
Agar masa depan kita cerah…
By : sunnatul hasanah kelas VIII mts

Puisi "Orang tuaku"

Orang tuaku

Baiklah pemirsa blog Juarapuisi, sebuah puisi lagi dari salah satu siswi Mts Miftahussalam megang sakti yang ikut dalam ajang perlombaan karya cipta puisi, dan langsung saja, dmeikianlah bunyi atau teks puisi tersebut:

Orang tuaku

Oh.. ayah oh.. ibu
Engkau orang tuaku yang merawatku dengan tulus kasih saying…
Dengan penuh sabar kau mengasuhku…
Tiada kata eluh yang kau ucapkan dari mulutmu…

Dalam pelukanmu menghangatkan di hari-hariku
Kau rela korbankan apapun demi aku…
Kau turuti apa yang ku mau demi kebahagiaanku…
Ibu.. sabarmu patut aku contoh..

Setiap hari aku berdoa kepada tuhan…
Supaya jagalah orang tuaku…
Sayangilah orang tuaku…
Seperti ia saying padaku…

Aku hanya ingin berpesan jangan skali-kali melawan orang tuamu…
I love you ayah  ibu.. by :alviaturrohmah kelas VIII Mts

Kamis, 03 November 2016

Puisi yang berjudul Orang tuaku

Puisi yang berjudul Orang tuaku

Baiklah para pemirsa blog Juarapuisi, masih tentang puisi dengan tema Orang tuaku, yaitu karya salah satu siswa Mts Miftahussalam, yang menjadi salah satu peserta dalam lomba karya cipta puisi dalam rangka memerihakn hari kemerdekaan Indonesia yang ke tujuh pulu satu, dan berikut adalah bunyi puisi tersebut:

Orang tuaku

Orang tuaku... Engkau tidak perah lelah...
Mendidik dan mengajariku...
Walau bertetes keringat... Bertetes darah...
Dan sekalipun bertetes nanah yang kau rasakan...
tetapi engkau tidak pernah mengeluh...

Terkadang kami anak-anakmu ini tidak menurut denganmu...
Tetapi engkau begitu ikhlas, sabar dan tabah...
menghadapi semua itu...

Sungguh begitu besar jasamu...
Wahai Orang tuaku..

By : Ahmad arif suciono, kelas VIII MTs Miftahussalam.

Puisi Sungguh Mulia engkau Ibu

Puisi Sungguh Mulia engkau Ibu

Baiklah para pemirsa blog Juarapuisi masih dengan tema yang sama yaitu tentang Ibu, kali ini dengan judul Puisi Sungguh Mulia engkau Ibu, salah satu puisi karya siswa Mts Miftahussalam, dan lagsung saja berikut adalah bunyi Puisi dengan judul Sungguh Mulia engkau Ibu:

Puisi Sungguh Mulia engkau Ibu

Ibu...
Denga susah payah Engkau membawa anakmu...
Dalam kandungan selama sembilan bulan sepuluh hari...
Selama masa itu engkau mengalami kesakitan yang luar biasa...
Yaitu momen-momen saat melahirkan si jabang bayi...

Rasa sakit dan sayangmu kepada anakmu...
Tidak pernah pudar...
Engkau merawat dengan penuh kasih...
Dan di saat engkau lagi melakukan sesuatu...
Dan seketika itu anakmu menangis....
Tanpa berfikir panjang engkau menenangkannya dan menghiburnya...

Sungguh mulia engkau ibu...
Karena kemuliaan surga...
berada di bawah kakimu...

Demikianlah tadi Puisi Sungguh Mulia engkau Ibu, semoga bermanfaat, salam
By Bambang irawan kelas IX Mts Miftahussalam